Terbitkalimantan.com, Tanah Laut – Suasana duka menyelimuti kediaman almarhum H. Abdul Kadir di Desa Pulausari, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, Rabu (17/9/2025). Tokoh adat sekaligus Ketua Umum Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Selatan periode 2022–2027 itu tutup usia setelah sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Pelaihari.
Kehilangan sosok yang selama ini dikenal sebagai pemersatu masyarakat adat tersebut tidak hanya dirasakan keluarga dan kerabat, namun juga masyarakat luas. Sebagai bentuk empati, Dandim 1009/Tanah Laut Letkol Inf Adhy Irawan, S.I.P., M.H.I., hadir langsung untuk menyampaikan belasungkawa. Ia datang bersama Kasdim Mayor Inf Sarjito dan Pasi Intel Kapten Inf Jimmy Arvith.
Tanda Kedekatan Aparat dengan Masyarakat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kunjungannya, Dandim menegaskan bahwa aparat teritorial bukan hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga wajib hadir di tengah masyarakat saat suka maupun duka. “Kehadiran kami di rumah duka ini sebagai wujud kepedulian dan rasa empati. Semoga keluarga diberi kekuatan dan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujarnya.
Letkol Inf Adhy Irawan, melayat ke rumah warga yang berduka adalah bentuk pengabdian sosial yang tidak kalah penting dengan tugas kemiliteran. Dukungan moral, katanya, sangat dibutuhkan agar keluarga almarhum bisa tabah dan ikhlas menghadapi cobaan.
Sosok Tokoh yang Dihormati
H. Abdul Kadir dikenal luas sebagai tokoh adat Dayak yang aktif memperjuangkan nilai-nilai kearifan lokal di Kalimantan Selatan. Selama memimpin Dewan Adat Dayak periode 2022–2027, almarhum kerap menjadi penghubung antara masyarakat adat dan pemerintah daerah dalam berbagai kegiatan budaya dan sosial.
Banyak pihak menilai wafatnya almarhum merupakan kehilangan besar bagi komunitas Dayak maupun masyarakat Kalsel secara umum. Perannya dalam menjaga harmoni adat dan budaya membuatnya dihormati lintas kalangan.
Prosesi Pemakaman
Usai disemayamkan di rumah duka, jenazah almarhum langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Pulausari pada hari yang sama. Prosesi pemakaman dihadiri keluarga besar, tokoh masyarakat, pejabat daerah, hingga warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Kepergian H. Abdul Kadir meninggalkan jejak pengabdian dan teladan tentang pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman. Kehadiran Dandim 1009/Tanah Laut beserta jajarannya menjadi bukti bahwa peran tokoh adat begitu besar, bahkan mendapatkan penghormatan dari institusi negara. (DR)