PEMILU, MISKIN NARASI Oleh: Noorhalis Majid, Ambin Demokrasi

- Reporter

Sabtu, 20 Mei 2023 - 07:40 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Apa yang membedakan Pemilu di Indonesia, dengan di negara yang lebih maju demokrasinya, sebut saja Amerika misalnya? Pertanyaan itu terlontar saat forum Ambin Demokrasi, Rabu, 17 Mei 2023 di Rumah Alam Sungai Andai.

Ternyata, di negara maju, orang memilih narasi. Narasilah yang paling utama. Setelah sepakat dengan narasi, baru menentukan orang. Narasi harga mati, tidak boleh ditawar, sesuatu yang diperjuangkan – dipertarungkan, minimal diperdebatkan. Sedangkan “orang”, lahir dari negosiasi – orangnya boleh siapa saja, asal narasi yang diinginkan diperjuangkan.

Di tempat kita, yang utama dipilih adalah “orang” – calegnya, figur kepala daerahnya, atau Presidennya. Narasinya menyusul belakangan, bahkan sampai waktu terpilih, tidak jelas apa narasinya. Hanya menjadi pelengkap bila dibutuhkan, itu pun hanya berupa jargon-jargon saja. Pasrah pada figur, dan sering kali berujung penyesalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bisa dilihat, saat foto caleg bertebaran di berbagai baleho, yang ditonjolkan hanya foto yang dipoles sedemikian rupa agar terlihat rupawan. Tidak secuil pun ada narasi. Paling hanya nama dengan memamerkan gelar, simbol agama atau kebangsawanan.

Mestinya, Pemilu ajang mempertarungkan narasi. Masing-masing partai dan bahkan celeg, berlomba melempar narasi ke hadapan publik pemilihnya. Narasi yang mampu menjawab persoalan masyarakat, lalu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih.

Bila atmosfir Pemilu dipenuhi narasi, pastilah berkualitas. Kalau caleg tidak mampu melemparkan narasi ke hadapan publik, setidaknya partai-partai mengajukannya. Agar terlihat pembeda antara satu partai dengan partai lainnya.

Bila tidak ada narasi, sesungguhnya semua partai menjadi sama saja. Pada saat itulah money politik membungkam demokrasi. (nm)

berita terkait

Dukung Haul ke 219 Datu Kalampayan, Kapolda Kalsel Serahkan Lima Ekor sapi untuk Jama’ah
Silaturahmi dan Bukber DAB, Momentum Perkuat Identitas dan Martabat Adat Banjar
Fakta Terungkap! Ini Alasan Polda Kalsel Sita Produk Mama Khas Banjar
Menanti Putusan MK, Majelis Nurul Iman Banjarbaru Serukan Warga Tetap Jaga Kedamaian
Kapolda Kalsel Serahkan Hewan Sapi dan Kerahkan 860 Personel Pengamanan Haul ke-5 Guru Zuhdi
Temui Mendagri, Haji Muhidin Bakal Rombak Pejabat Pemprov Kalsel
KH Syarbani Haira Imbau Warga Kalsel Jaga Persatuan dan Kesatuan Pasca Pilkada 2024
Penasehat SMH Sebut Kalsel Perlu Pemimpin yang Peduli dan Santun serta Emosinya Stabil

berita terkait

Kamis, 3 April 2025 - 19:35 WITA

Dukung Haul ke 219 Datu Kalampayan, Kapolda Kalsel Serahkan Lima Ekor sapi untuk Jama’ah

Selasa, 25 Maret 2025 - 01:26 WITA

Silaturahmi dan Bukber DAB, Momentum Perkuat Identitas dan Martabat Adat Banjar

Rabu, 12 Maret 2025 - 20:51 WITA

Fakta Terungkap! Ini Alasan Polda Kalsel Sita Produk Mama Khas Banjar

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:04 WITA

Menanti Putusan MK, Majelis Nurul Iman Banjarbaru Serukan Warga Tetap Jaga Kedamaian

Jumat, 21 Februari 2025 - 18:07 WITA

Kapolda Kalsel Serahkan Hewan Sapi dan Kerahkan 860 Personel Pengamanan Haul ke-5 Guru Zuhdi

Kamis, 12 Desember 2024 - 18:14 WITA

Temui Mendagri, Haji Muhidin Bakal Rombak Pejabat Pemprov Kalsel

Selasa, 10 Desember 2024 - 21:54 WITA

KH Syarbani Haira Imbau Warga Kalsel Jaga Persatuan dan Kesatuan Pasca Pilkada 2024

Selasa, 19 November 2024 - 01:00 WITA

Penasehat SMH Sebut Kalsel Perlu Pemimpin yang Peduli dan Santun serta Emosinya Stabil

berita terbaru