TerbitKalimantan.com, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menggelar rapat koordinasi (Rakor) perkebunan kelapa sawit se- Kalimantan Selatan di Hotel Galaxy, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (22/8/2023) malam.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor melalui Sekretaris Daerah Kalsel, Roy Rizali Anwar menyampaikan, dengan adanya kegiatan ini, bukti nyata komitmen pemerintah dalam memajukan sektor perkebunan kelapa sawit, yang memiliki peran penting dalam perekonomian dan pembangunan berkelanjutan.
“Kegiatan ini dapat memberikan semangat baru bagi upaya percepatan pembangunan sektor perkebunan di Kalsel,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dibilang, Kalsel sebagai salah satu daerah penghasil kelapa sawit, memainkan peran yang penting.
“Pemprov Kalsel telah mengambil langkah kongret menuju pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” terangnya.
Ditambahkan, melalui peraturan gubernur 013 tentang rencana aksi daerah perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, Pemprov telah menetapkan arah yang jelas untuk mewujudukan visi dan misi Kalsel yang maju sebagau gerbang Ibu Kota Negara.
“Dalam mendukung pembangunan ekonomi hijau, peran sektor perkebunan kelapa sawit, sangatlah penting. Kita harus terus mendorong praktik berkelanjutan yang mengurangi dampak negatif pada lingkungan, sambil memberdayakan ekonomi masyarakat,” jelasnya
Disebutkan, melalui penguatan koordinasi dengan stakehokder terkait, kami memahami bahwa kesuksesan dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit memerlukan kolaborasi yang kuat dengan semua pihak terkait.
“Kami tengah berupaya untuk membangun kemitraan yang lebih erat dengan stakeholdee serta merencanakan pembuatan peta hasil konsolidasi se-Kalsel,” katanya.
“Pemerintah Provinsi Kalsel telah dan terus akan meminimalisasi kasus sengketa lahan di wilayah perkebunan kelapa sawit, terutama berupaya meningkatkan konserbasi keanekaragaman hayati, mencegah kebakaran hutan dan lahan,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyampaikan, dirinya memastikan program peremajaan sawit rakyat (PSR) terus dilakukan secara merata di seluruh Indonesia. Ditargetkan, program ini bisa mencapai 180.000 hektar pada setiap tahunnya.
“Semua harus bergerak bersama untuk meningkatkan nilai kesejahteraan petani pekebun kita. Saatnya kita berjuang untuk petani agar skala ekonominya meningkat,” ucapnya.
Mentan SYL mengatakan, kontribusi kelapa sawit selama ini ditopang dari luasan areal tutupan yang mencapai 16,38 juta hektar, dimana sekitar 6,9 juta hektar merupakan milik pekebun sawit rakyat. Meski demikian, perkebunan sawit masih memiliki tantangan yang cukup besar seperti penggunaan agroinput yang belum maksimal.
“Pada sisi lain, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3-4 ton per hektar atau setara dengan CPO. Hal ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak dilakukan langkah komprehensif. Di antaranya perlu melakukan perbaikan dari sektor hulu dengan mengganti tanaman tua atau yang sudah tidak produktif, pungkasnya,” (al)