BANJARMASIN – Ketua Dewan Pendiri Rabithah Melayu Banjar, HM Syarbani Haira menegaskan, Rabithah Melayu Banjar itu merupakan sebuah entitas perkumpulan kemasyarskatan, untuk keagamaan dan kebudayaan, atau bisa disebut dengan “Diniyah wal-Hadarah”.
Perkumpulan ini merupakan sebuah gerakan civil society, melibatkan etnik Melayu Banjar khususnya, yang grand final utamanya adalah peningkatan empowering society, human resources, nasionalisme, dan cinta tanah air.
“Semangat inilah yang mendasari berdirinya perkumpulan ini bulan Agustus tahun 2023 lalu. Insya Allah bulan Maret 2023 ini akan menyelenggarakan Muktamarnya yang pertama,” jelas Syarbani Haira, yang juga dikenal sebagai sebagai tokoh aktivis NU di Kalimantan Selatan. Selama ini wadahnya masih berupa NGO (non-government organization), yang berdiri sejak tahun 1989 di era Orde Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penjelasan ini secara khusus disampaikan pensiunan Dosen IAIN Antasari Banjarmasin ini untuk publik yang kerap bertanya soal Lembaga Rabithah Melayu Banjar yang akan menghadirkan Presiden Republik Indonesia Ir H Joko Widodo, bersama sejumlah tokoh Nasional lainnya, untuk menghadiri acara “Istighosah dan Doa Bersama” di sela-sela acara Muktamar Rabithah Melayu Banjar, di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, 16 – 18 Maret 2023.
Doa bersama nantinya dipimpin oleh ulama kebangsaan, Habib Luthfi dari Pekalongan. Sedangkan tausiah keagamaan disampaikan oleh ulama idola umat KH Guru Asmuni, atau yang dikenal dengan sebutan Guru Danau.
Mantan jurnalis yang menyelesaikan studi di Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini menambahkan, sampai hari ini belum ada kepengurusan Rabithah Melayu Banjar.
Lembaga ini baru memiliki sejumlah Anggota Dewan Pendiri, seperti dirinya dari Banjarmasin sebagai Ketua, ada pula Wakil Ketua Khairy Fuady dari Jakarta, Sekretaris Jenderal Surya Fermana dari Jakarta, serta Syaipul Adhar Banjarmasin sebagai Sekretaris.
Tercatat pula sejumlah mu’asis lainnya, diantaranya KH Dr Farid Wadjidy (Samarinda, Kaltim), KH. Dr. M Husin (Martapura), KH. Dr Noor Fahmy (Palangka Raya, Kalteng), dan sebagainya.
Agenda utama Rabithah ini adalah Keagamaan dan Kebudayaan (Diniyah Wa Al-Hadarah). Sebagai Institusi yang bersifat empowering society, Rabithah Melayu Banjar bisa saja sharing ke soal-soal praktis lainnya, entah sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.
Dalam narasi Muktamar kali ini membahas soal kepemimpinan Nasional, serta ketaatan kepada pemimpin, termasuk berkomitment mensukseskan agenda besar Nasional ditetapkannya IKN Nusantara di PPU Kaltim, itu karena ajaran agama.
“Agama memerintahkan untuk taat kepada Pemimpin, selama itu menyangkut kepentingan Umat. Presiden Jokowi jelas karyanya semata buat Umat. Tidak ada yang lain,” tegas pendiri Universitas NU Kalsel tersebut.
Terkait doa bersama yang dipimpin Habib Luthfi dan Guru Danau, Jum’at 17 Maret 2023, akan diselenggarakan di Pendopo Komplek Kediaman Bupati Tabalong.
“Insya Allah itu merupakan Jum’at Berkah bagi Bumi Kalimantan. Saya mengijinkan sekaligus mengundang masyarskat luas untuk bisa hadir. Selain ikut doa bersama untuk kedamaian Negeri ini, juga bisa bertatap muka dengan Presiden RI Ir H Joko Widodo, serta sejumlah tokoh Nasional lainnya,” tegas Sarbani, Aktivis berusia 64 tahun ini.***