Banjarmasin – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berkomitmen penuh memperjuangkan nasib buruh di Indonesia, khususnya di Provinsi Kalsel.
FSPMI Kalsel akan selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangan hak-hak buruh di tengah ancaman regulasi yang belum sepenuhnya belum berpihak untuk kesejahteraan buruh.
Demikian disampaikan Ketua DPW FSPMI Provinsi Kalsel, Yoeyoen Indarto pada momentum peringatan hari buruh international (May Day) yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2023. Yoeyoen Indarto, meminta seluruh buruh di Provinsi Kalsel tetap menjaga kekompakan dan ketertiban di tengah masyarakat saat di wawancarai awak media di kantor sekretariat Jl. Sutoyo S Komp. KPN RT. 57 RW. 17 Kel. Pelambuan, Pelambuan, Kec. Banjarmasin Bar., Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70118.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Buruh adalah aset bangsa yang tidak ternilai, momentum May Day adalah bukti pengakuan dunia atas keberadaan buruh. Solidaritas buruh telah banyak menghiasi perjalanan bangsa ini, membantu kemerdekan, memperjuangkan reformasi, dan mendukungan pembangunan” kata Yoeyoen Indarto, Selasa, (26/4/2023) siang.
Lanjut Yoeyoen Indarto, DPW FSPMI Kalsel telah berdiri sejak tahun 1999 lalu. Ia sendiri dipercayakan untuk memimpin. Sejak berdiri FSPMI telah banyak melakukan kegiatan berupa advokasi, bakti sosial, dan pembenahan internal organisasi. Termasuk konsen mengadvokasi isu-isu penyusunan hingga penetapan undang-undang cipta kerja, omnibus law.
“Omnibas law salah satu isu yang menjadi konsen seluruh komunitas buruh di Indonesia termasuk DPW FSPMI Kalsel, Kami beberapa kali menggelar aksi dan menyampaikan pendapat, hearing ke DPRD ke pemda dan ke seluruh stake holder” kata dia.
Lanjutnya, pihaknya bakal menggelar aksi Mayday di Kalimantan Selatan.
“Tuntutan yang dibawa ada tiga point yaitu tolak omnibuslow, sahkan UU PIRT, berikan kesejahteraan buruh,” ungkapnya.
FSPMI juga turut membidani lahirnya Partai Buruh pimpinan Said Iqbal. Partai Buruh memiliki basis konstituen seluruh buruh di Indonesia termasuk di dalamnya komunitas petani, nelayan, TKW dan lain-lain.
Partai Buruh dibangun dan didirikan kembali oleh para pendiri yang berasal dari 4 Konfederasi serikat pekerja terbesar dan 50 Federasi serikat pekerja tingkat nasional, forum guru dan tenaga honorer, dan organisasi petani serta nelayan di Indonesia.
“FSPMI melalui partai ini ingin terlibat aktif dalam menentukan kebijkan politik di Indonesia. Aspirasi politik buruh di Indonesia harus disalurkan dengan cara-cara yang konstitusional melalui pendirian partai politik. Partai Buruh adalah wadah berjuang bagi kaum buruh dan seluruh rakyat Indonesia” kata Yoeyoen Indarto
Terakhir kata Yoeyoen Indarto, FSPMI sebagai organisasi buruh menjamin penuh untuk menjadi organisasi yang moderat. FSPMI siap membangun kolaborasi dengan pihak manapun untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Kami senantiasa siap bergandengan tangan dengan siapa pun pemerintah, masyarakat, seluruh elemen bangsa dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat,” tutupnya. (al)